Pahlawan Kal -Teng

 

Tjilik Riwut

    
    Tjilik Riwut salah satu ikon sejarah Indonesia, pelaku peristiwa sejarah yang memberikan andil perjuangan membela Republik Indonesia, tentang perjuangan menggalang Sumpah Setia Masyarakat Suku-suku Dayak sampai Pedalaman Rimba Raya Kalimantan kepada Pemerintah Republik Indonesia pada awal bangsa kita menegakkan kemerdekaan. Perjalanan sebuah misi Pemerintah Republik Indonesia yang waktu itu berpusat di Yogyakarta pada tahun 1946, dalam rangka upaya menyatukan Daerah Borneo (Kalimantan) berada di dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Perjalanan Rombongan 11 Oetoesan Pemerintah Repoeblik Indonesia (ROPRI) ke pulau Kalimantan ditengah-tengah berkuasanya  Pemerintahan Sipil NICA dan kekuatan bersenjatanya yang terkenal dengan KL dan KNIL  waktu itu.

    Beberapa ekspedisi dikirim ke Kalimantan, diantaranya adalah ROPRI II Pimpinan Mayor Tjilik Riwut yang bertujuan menghimpun badan­badan perjuangan, memberi penerangan kepada masyarakat Dayak di Kalimantan tentang arti dan makna kemerdekaan. juga membentuk satu kekuatan bersenjata berbentuk pasukan MN 1001 yang wilayah operasinya membentang di Kalimantan bagian Tengah hingga Selatan.

    Tjilik Riwut sebagai pelaku sejarah adalah salah satu diantara putera Kalimantan lahir di desa Kasongan, Kalimantan Tengah bersama-sama teman seperjuangannya adalah generasi 1945, selain merantau ke pulau Jawa untuk menuntut ilmu, bersama beberapa pemuda militan waktu itu diterjunkan kepulau Kalimantan sebagai pelaksana misi Pemerintah Republik Indonesia yang baru saja terbentuk. Rombongan-rombongan ekspedisi ke Kalimantan dari Jawa yang kemudian membentuk barisan perjuangan di daerah yang sangat luas ini pada jamannya disebut sebagai kaum ekstrimis oleh pihak Belanda.

    Misi diatas berhasil dilakukan dengan perjuangan dan tantangan yang berat menempuh medan yang sukar dibayangkan pada jaman ini, yaitu rimba belantara yang lebat, mengarungi laut dan sungai, melintasi riam-riam, dengan sarana transportasi tradisional seperti rakit dan perahu dan bahkan berjalan kaki. Perjuangan menyelusuri rimba belantara guna menghubungi suku-suku Dayak di berbagai pelosok Kalimantan berhasil menyatukan persepsi rakyat yang sudah bosan hidup di alam penjajahan sehingga bersama-sama dapat menggalang persatuan dan kesatuan.

    Tahun 1996. Penerbit ANDI Yogyakarta (Jl. Beo 34-40 Yogyakarta 53281) mempublikasikan Buku berjudul “Tjilik Riwut Berkisah”, Sumpah Setia Masyarakat Suku Dayak Kalimantan Kepada Pemerintah Republik Indonesia.

    Penerbit meringkas: Tjilik Riwut bukanlah nama yang asing di masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Sebagai putera Kalimantan ia men­dapat tugas untuk menggalang kekuatan masyarakat suku Dayak pedalaman Kalimantan untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan di Jakarta, 17 Agustus 1945. Bersama teman-temannya yang lain, yang juga putera­ putera Kalimantan, ia memasuki pedalaman Kalimantan. Tentu saja banyak pengorbanan yang mesti dialaminya. Bahaya pun selalu mengancam keselamatannya. Namun ber­bekal keyakinan teguh akan cita-cita kemerdekaan bangsanya, ia laksanakan seluruh tugas itu tanpa kenal menyerah.

    Tidak kecil jasa Tjilik Riwut bagi bangsa Indonesia. Pantas­lah bila generasi sekarang mengenangkan jasa jasanya agar dapat memetik suri teladan dari kegigihan dan kepahla­wanannya.


  Jakarta, 18 Agustus 1987. KOMPAS  

    Tjilik Riwut tutup usia tanggal 17 Agustus 1987 pukul 04.55 WIT di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin karena menderita penyakit lever / hepatitis dalam usia 69 Tahun.

    Jasa lain Tjilik Riwut adalah memimpin Operasi Penerjunan Pasukan Payung Pertama dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tanggal 17 Oktober 1947 oleh pasukan MN 1001.Peristiwa bersejarah tersebut ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI-AU yang diperingati setiap 17 Oktober. Waktu itu Pemerintah RI masih di Yogyakarta dan pangkat Tjilik Riwut adalah Mayor TNI. Pangkat Terakhir Tjilik Riwut adalah Marsekal Pertama Kehormatan TNI-AU.