Pahlawan Kal -Teng

 

F.D LEIDEN

Pendidik, Veteran Pejuang Kemerdekaan RI, penggagas Pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah

        Dilahirkan pada tanggal 9 Juli 1931 di desa Bundar (kabupaten barito selatan), Ferdinand Dandan leiden merupakan anak keempat dari pasutri Leiden (ayah) dan Lumui (ibu). Menikah dengan Fredrika Th. Runse tahun 1951, beliau dikaruniai tujuh orang anak.

        Pendidikan tertinggi beliau yagn ditempuhnya sambil bekerja adalah sarjana pendidikan dari Universitas Palangka Raya. Sebagai pendidik beberapa tugas pernah diemban beliau diantaranya adalah kepala SR VI tahun Kristen di Banjarmasin 1955-1958; penilik SR Banjarmasin 1958-1960 serta dosen pada Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) dan universitas palangka raya (UNPAR) di palangka raya.

        Sedangkan sebagai birokrat, tugas maupun jabatan yang tercantum antara lain sebagai kabag Sospol Ktr. Gubernur KDH kalteng 1960-1966; sekertariat PD Front Nasional kalteng tahun 1963-1966; Pj. Kepala Ktr. Jawatan perburuhan kalteng 1966;  kepala staf khusus Ktr. Gubernur KDH Kalteng 1967-1968; dllnya.

        Selain itu beliau juga aktif dalam berbagai organisasi terutama paca perjungan fisik, organisasi sosial, politik dan kemasyarakatan seta duduk dalam kepengurusannya seperti sebagai ketua bidang ekkubang DHD angkatan 45 kalteng, sekertaris legiumn veteran RI kalteng, ketua ikatan serjana pendidikan unpar kalteng dan ketu keukunan warga DUSMALA (dusun ma’ayan dan lawangan) di palangka raya.

        Atas jasa-jasanya dalam turut berperan menegakkan kemerdekaan repiblik Indonesia, beliau mendapat penghargaan Satyalancana Legiun Veteran RI dari pimpinan pusat LVRI letjen (purn) Achmad Tahir; dan Mendali perjuangan Angakatan 45 dari dewan harian Nasional angkatan 45 H. Surono.

        Beliau meninggal karena sakit pada tanggal 29 Juli 1994 dan dimakamkan di TPU Kristen palangka raya. Pesan-pesan terhadap keluarga ;

        Tumpahkan otot dan otakmu untuk pembangunan bangsa, Negara, agama, dan sesame; Hidup Ibarat Bunga : Kuncup, mekar,  layu. Semasa hidup berbuatlah hal yang mulia untuk sesame.